TAMBAKLOROK
– kelangkaan solar bersubsidi di pasaran menyebabkan nelayan di Tambaklorok, Tanjung
Mas, Semarang Utara menjerit. Mereka mengaku kesulitan menjalankan aktivitas
mencari ikan di laut. Akibatnya, pendapatan mereka turun drastis.
Sudah
seminggu para nelayan kesulitan mendapatkan solar. Padahal sekali melaut,
mereka butuh solar 50-60 liter. Praktis, para nelayan kini banyak yang tidak
melaut. Mereka justru menghabiskan waktu untuk memperbaiki kapal dan jaring.
“Kalau
ada solar ya miyang (melaut, Red). Kalau tidak ada ya di
rumah saja,” ujar Sardi, 70,warga Tambaklorok RT 10 RW 14 Kelurahan Tanjung Mas.
Banyaknya
nelayan yang tidak melaut, menyebabkan pasokan ikan turun. Akibatnya, harga ikan pun mengalami kenaikan. Apalagi
ditambah sulitnya mendapatkan solar.
Sardi
mencontohkan, Harga udang yang dulunya 45 ribu sekarang naik menjadi 60 ribu
per kg. “Ya, biar bisa beli solar lagi, Mas,” ujar Sardi kepada Radar
Semarang, kemarin (28/3).
Warga
Lainnya, Supriyanto, 45, mengaku sangat terpukul mengetahui semakin langkanya bahan
bakar solar. Terlebih jika mengetahui ada pihak-pihak yang sengaja bermain di
belakang kelangkaan bahan baku tersebut.
“Saya
itu sudah tidak percaya dengan pejabat yang mengumbar janji akan membantu kami.
Buktinya, masyarakat yang selalu menjadi korbannya,” ujarnya.
Sumarni,
49, pengecer solar di kampung tersebut merasa prihatin dengan kelangkaan solar saat
ini. Ia bahkan mengecam pihak-pihak yang berperan atas kasus tersebut. “Wah,
mateni tenan, Mas. Banyak nelayan yang tidak bisa melaut lagi,” ujarnya.
Meski demikian, Sumarni masih berharap pemerintah
segera menyelesaikan permasalahan tersebut. “Sediakan solar sebanyak-banyaknya
bagi kami, agar warga kampung sini bisa melaut lagi dan menghidupi keluarga,”
ungkapnya. (mg1/aro/cel)
*) dimuat di Radar Semarang, 29 Maret 2013
0 komentar:
Posting Komentar