NGALIYAN –
Meningkatnya intensitas hujan, banjir, dan juga naiknya permukaan air laut
sehingga mengakibatkan air pasang dan rob merupakan potret lingkungan hidup
dewasa ini. Jika tidak segera dilakukan tindakan akan berdampak pada kehidupan
sosial dan mempengaruhi kesehatan. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah melalui
sekolah hijau atau green school.
Hal tersebut
dikemukakan oleh Edi Santoso, Pakar lingkungan dari Univesitas Diponegoro saat
menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Hari Besar Lingkungan Hidup yang
digelar di IAIN Walisongo, Selasa (4/5) kemarin. Dalam seminar bertema
Pendidikan Cinta Lingkungan; Terobosan menuju Green Revolution tersebut juga
menghadirkan M. Arief Zayyn, Manager Program WALHI Jateng sebagai pembicara
kedua.
Edi santoso
menjelaskan bahwa sekolah merupakan lembaga yang memiliki komitmen dan secara
sistematis mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai
lingkungan ke dalam seluruh aktivitas yang ada di dalamnya.
Selain itu,
sekolah merupakan sistem pendidikan yang berorientasi pada pembentukan dan
pengembangan kognisi, sikap, dan perilaku yang ramah lingkungan. “Jadi, yang
terpenting bukan hanya sekolah itu hijau dalam arti fisik, namun juga harus
terbangun kesadaran dan perilaku yang dijiwai nilai-nilai lingkungan,” ujarnya.
Dikatakan,
pendidikan lingkungan sejak dini di dalam keluarga juga tidak boleh diabaikan.
Penanaman pengetahuan, sikap, dan perilaku yang ramah lingkungan sejak dini di
keluarga
menjadi kunci
utama. Sebab, Anak merupakan agen perubahan yang sangat potensial. “Perlu
kerjasama antara pendidikan formal (sekolah) dengan orang tua dalam menciptakan
lingkungan yang sehat, bersih, dan aman bagi anak didik. Selain itu, juga
menjadi pembelajaran yang efektif bagi siswa,” ungkap Edi.
Sementara itu, M
Arif Zayyn lebih menyoroti kepada darurat ekologi Indonesia. Dikatakan, meski
Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah seperti hutan mangrove, terumbu
karang, perikanan, dan sumber energi, namun kenyataanya masyarakat belum bisa menjaganya dengan
maksimal.
“Banyaknya laut
yang rusak dan menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah serta wilayah
pesisir yang sangat mengkhawatirkan menjadi bukti bahwa usaha menyelamatkan
lingkungan di negara ini harus segera dilakukan,” jelasnya. (mg1/ida)
*) Tayang di
Radar Semarang, 06 Juni 2013