Minggu, 31 Maret 2013

Kecerdasan Nabi Dapat Diwariskan


NGALIYAN – Seorang Nabi pasti adalah orang yang sangat cerdas. Tak hanya cerdas dalam pikiran, tetapi juga dalam tindakan. Hal tersebut dikarenakan ada hubungan yang baik antara ia dan Tuhannya. Penghubungnya melalui kalam Tuhan. Ternyata, kecerdasan tersebut dapat diwariskan kepada siapa saja yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Demikian hasil temuan Zainul Adzfar, 39, dosen IAIN Walisongo dalam penelitiannya baru-baru ini. Doktor jebolan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta ini menjelaskan, kecerdasan nabi bersifat terbuka. Tak hanya umat Islam, orang nonmuslim pun dapat mengaksesnya. Jika nabi dihubungkan dengan wahyu, maka manusia setelahnya melalui ilham. “Orang inilah yang mendapat ilmu laduni,” jelasnya.
Kecerdasan kenabian berbeda dengan konsep kecerdasan pada umumnya. Ia diperoleh berkat kesucian jiwa dan kedekatan manusia dengan Tuhannya. Mereka yang berhasil mempertahankan kesucian jiwa dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan, akan terpilih menjadi pewaris kecerdasan kenabian dengan sebutan Wali.
Lebih lanjut, Zainul menjelaskan bahwa kenabian akan terus ada. Nabi sendiri mempunyai sifat, attitude, dan juga ketahanan diri. Hal-hal tersebut yang ditiru manusia. “Orang Kristen pun dapat meniru kecerdasan Yesus. Karena kecerdasan itu bersifat global,” jelasnya kepada Radar Semarang, kemarin (30/3).
Zainul juga menghubungkan kecerdasan dengan Psikologi sufistik. Artinya, orang yang mempunyai kecerdasan nabi secara otomatis dapat menjadi solutif bagi siapa saja. Ia dapat juga mengobati orang yang sakit. “Bedanya orang tersebut menjadi terapis secara holistik,” terangnya.
Pertemuan kecerdasan kenabian dengan psikologi sufistik adalah terdapat pada sisi psikoterapi, yang fokusnya adalah sisi rohani. Yakni: hati, diri dan jiwa. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah ilham dan intuisi sebagai representasi kebersihan jiwa seseorang dan kedekatannya dengan Tuhan.
“Sebenarnya ini adalah khazanah klasik dari para serjana terdahulu. Namun melalui penelitian ini coba dikuak secara konstruksi ilmu pengetahuannya,” terang bapak tiga anak ini. (mg1/ton)


*) dimuat di Radar Semarang, 31 Maret 2013

Jumat, 29 Maret 2013

KA Tawang Jaya Naik Tarif jadi Rp 100 Ribu Berlaku 1 april


KOTA – Long weekend alias libur panjang akhir pekan ini, membuat volume penumpang kereta api (KA) - baik di Stasiun KA Tawang maupun Poncol - meningkat. Lonjakan mencapai 20 persen. Tercatat tiket untuk 31 Maret, ludes terjual.

Hal itu disampaikan oleh Manajer Humas Daop IV PT KAI, Surono, kemarin, di kantornya. Meski pihaknya telah menyediakan 4.500 tiket perhari untuk KA jarak jauh; dan 4.000 tiket KA lokal, semuanya habis terjual.

“Untuk kereta api jurusan lokal sudah terjual sekitar 50 persen. Animo masyarakat untuk menggunakan kereta api sangat besar.”

Dikatakan, hanya tersisa sekitar separo dari tiket kereta api rute jarak menengah atau lokal yang berjumlah 4.000 lembar. Selama libur panjang, per hari, Daop IV menyiapkan 8.700 tiket. “Sebanyak 8.700 tiket terdiri atas 4.700 tiket KA jarak jauh dan 4.000 tket KA rute lokal. Jumlah tiket ini tidak terpaut jauh dengan jumlah tiket yang yang disediakan di hari biasa ataupun libur akhir pekan biasanya.”

Untuk libur akhir pekan biasa, daop IV menyediakan 3.500 tiket KA jarak jauh dan 3.200tiket KA lokal. “Sedikit meningkat jika dibanding hari biasa. Di hari Minggu, tiket KA jarak jauh sudah terpesan semua dan tiket kereta api lokal sudah terpesan 50 persen.”

Sementara itu, untuk Jum’at dan Sabtu, hingga saat ini sudah terjual sekitar 80 persen. “Baik untuk jarak jauh maupun lokal.”

Mengatasi lonjakan penumpang, lanjut Surono, Daop IV telah menambah 1-2 gerbong di masing-masing KA. Yang semula 7 gerbong, kini menjadi 8 atau 9 gerbong.

“Gerbong yang ditambah meliputi KA Menoreh, KA Argo Muria, KA Argo Sindoro, dan KA Fajar Utama,” bebernya.

Adakah kenaikan harga tiket? Surono mengklaim, harganya hampir mendekati batas atas. “Adapun jenis kereta api non-AC tarifnya tetap.”Tujuan yang paling banyak diminati calon penumpang adalah Jakarta dan Bandung.

Surono juga mengatakan, per 1 April nanti, Daop IV akan mengganti KA Tawang Jaya non-AC menjadi AC semua. Harga tiket yang dulunya Rp 35 ribu, berubah menjadi Rp 100 ribu an. “Bukannya mahal, tetapi untuk biaya operasional,” tambahnya. (mg1/mg3/isk/cel)

*) dimuat di Radar Semarang, 29 Maret 2013

Solar langka, Nelayan Menjerit

TAMBAKLOROK – kelangkaan solar bersubsidi di pasaran menyebabkan nelayan di Tambaklorok, Tanjung Mas, Semarang Utara menjerit. Mereka mengaku kesulitan menjalankan aktivitas mencari ikan di laut. Akibatnya, pendapatan mereka turun drastis.

Sudah seminggu para nelayan kesulitan mendapatkan solar. Padahal sekali melaut, mereka butuh solar 50-60 liter. Praktis, para nelayan kini banyak yang tidak melaut. Mereka justru menghabiskan waktu untuk memperbaiki kapal dan jaring.

“Kalau ada solar ya miyang (melaut, Red). Kalau tidak ada ya di rumah saja,” ujar Sardi, 70,warga Tambaklorok RT 10 RW 14 Kelurahan Tanjung Mas.

Banyaknya nelayan yang tidak melaut, menyebabkan pasokan ikan turun.  Akibatnya, harga ikan pun mengalami kenaikan. Apalagi ditambah sulitnya mendapatkan solar.
Sardi mencontohkan, Harga udang yang dulunya 45 ribu sekarang naik menjadi 60 ribu per kg. “Ya, biar bisa beli solar lagi, Mas,” ujar Sardi kepada Radar Semarang, kemarin (28/3).

Warga Lainnya, Supriyanto, 45, mengaku sangat terpukul mengetahui semakin langkanya bahan bakar solar. Terlebih jika mengetahui ada pihak-pihak yang sengaja bermain di belakang kelangkaan bahan baku tersebut.

“Saya itu sudah tidak percaya dengan pejabat yang mengumbar janji akan membantu kami. Buktinya, masyarakat yang selalu menjadi korbannya,” ujarnya.

Sumarni, 49, pengecer solar di kampung tersebut merasa prihatin dengan kelangkaan solar saat ini. Ia bahkan mengecam pihak-pihak yang berperan atas kasus tersebut. “Wah, mateni tenan, Mas. Banyak nelayan yang tidak bisa melaut lagi,” ujarnya.

Meski demikian, Sumarni masih berharap pemerintah segera menyelesaikan permasalahan tersebut. “Sediakan solar sebanyak-banyaknya bagi kami, agar warga kampung sini bisa melaut lagi dan menghidupi keluarga,” ungkapnya. (mg1/aro/cel)



*) dimuat di Radar Semarang, 29 Maret 2013

Kamis, 28 Maret 2013

Kalau Memang Cinta, Tak Perlu Gengsi

BERMULA DARI BENCI – Adegan lakon Orang Kasar yang dimainkan Sarkem menyentil tentang kasih sayang

NGALIYAN - Sanggar kemanusiaan (Sarkem) Yogyakarta, Jum’at (22/3) malam, menampilkan pementasan teater berlakon Orang Kasar.

Pementasan berlangsung di Auditorium Kampus I IAIN Walisongo. Pementasan menggandeng Kelompok Pekerja Teater (KPT) BETA IAIN Walisongo, selaku penyelenggara.

Lakon karya Anton Chekov ini bercerita tentang dua orang yang saling berlaku kasar dalam tindakan maupun kata-kata namun pada akhirnya saling jatuh cinta.
Nyonya Martopo, seorang janda yang ditinggal mati suami, mencoba untuk berlaku setia terhadap sang suami. Namun ternyata si suami punya utang yang belum dibayarkan.
Belum genap tujuh bulan kematian suami, hadir Baitul Bilal, mantan tentara revolusi sekaligus teman almarhum suami Nyonya Martopo. Bilal menagih utang almarhum suaminya.

Utang harus dibayar saat itu juga. Merasa bukan urusannya, Nyonya Martopo menolak. Perseteruan pun terjadi, sampai-sampai Pak Darmo --pembantu Nyonya Martopo-- tidak mampu meredam. Dalam perseteruan tersebut, muncullah benih-benih cinta di antara keduanya. Kekuatan cinta itulah yang nantinya bisa melebur amarah.

Pimpinan produksi, Nadia Aghnia menjelaskan, melalui pementasan Orang Kasar, Sarkem ingin mengajak siapa saja untuk bersikap jujur pada diri sendiri dan kepada orang lain.

“Tidak perlu gengsi atau malu mengungkapkan kasih sayang. Ditambah lagi, dengan begitu banyaknya ‘topeng pencitraan’ yang sering kita jumpai di mana saja,” sentil Nadia.

Tak pelak, pementasan yang berakhir pukul 21.30 ini pun mendapat applause dari semua hadirin yang memadati gedung tersebut.

Dengan penataan artistik dan peralatan yang serba komplet, menjadikan pementasan kali ini terkesan sempurna. “Dari semua pementasan sebelumnya (Jogja dan Solo, Red), di sini yang paling mengesankan,” ujar Jaka AZ, Sutradara pementasan.

Arwani, perwakilan dari KPT BETA mengaku senang dengan respons masyarakat. Para 
pengunjung tak hanya mahasiswa. Tapi juga masyarakat pecinta seni. Tercatat yang hadir, kelompok teater dari Pekalongan dan kota Semarang. “Ini berkat kerja keras dari teman-teman semua,” jelas Mahasiswa Jurusan Tarbiyah ini.

Sebelumnya, Sarkem juga mementaskan lakon yang sama di Rumah Budaya EAN Kadipiro, Bantul, DI Jogjakarta. Juga di Sanggar Teater Tesa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Solo.
IAIN Walisongo merupakan tempat pementasan terakhir dalam rangkaian Pentas joglosemar (Jogjakarta – Solo – Semarang)”. (mg1)


*) dimuat di Radar Semarang, 24 Maret 2013

Sabtu, 09 Maret 2013

Peran Perempuan Terhambat

LEMPONGSARI – Partisipasi perempuan dalam politik di Jawa Tengah dinilai masih terhambat. Terbukti dalam Pemilihan Gubernur (pilgub) 2013 tidak ada cagub dan cawagub perempuan. Tidak hanya itu, perempuan juga diposisikan sebagai ‘penonton’ dalam pentas akbar perpolitikan di Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan Dian Puspitasari, perwakilan dari Legal Resouces Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Semarang dalam diskusi publik di Kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah, Jalan Veteran Semarang, kemarin (7/3). Diskusi Publik yang diselenggarakan Jaringan Perempuan PMII (JPP) Walisongo ini mengangkat tema Partisipasi Perempuan dalam Pilgub Jateng 2013. Diskusi ini juga mendatangkan pembicara Ketua Komisi Pemilihan Umum Jateng, M. Fajar SAKA, dan Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, M. Rofiuddin. 

Dian menjelaskan, isu perempuan tidak menjadi isu utama dalam kebijakan pemerintah Provinsi Jateng. “sistem politik yang mengesampingkan partisipasi perempuan tidak bisa disebut sebagai sistem politik yang demokratis,” ujar lulusan Fakultas Hukum Unissula ini. (mg1/ton/cel)

*) dimuat di Radar Semarang, 08 Maret 2013