Warung
semawis di kawasan Pecinan hingga kini masih terkendala musim. Ketika hujan
deras mengguyur, warung-warung di sana sepi pembeli. Bahkan, tak sedikit yang
langsung bubar.
Manager
Operasional Warung Semawis Ling Ling mengatakan, di sana tidak mungkin
didirikan tenda permanen. Sebab menggunakan jalan sepanjang 300 meter di Gang
Warung.
Karena
itu, ucap Ling Ling, setiap hujan turun, warungnya langsur bubar. “Kendala
lain, meski tidak ada hujan, terkadang ada rob. Jadi dibutuhkan back up
dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.”
Ling
Ling berharap Pemkot membantu mengatasi drainase, juga tata jalan. Sebab hal itu
yang menjadi kendala selama ini. “Karena perkembangan saat ini sudah sangat
meningkat. Dalam satu malam saja pengunjung yang hadir mencapai ribuan.”
Pada
Jumat, bisa mencapai 1000-1500 pengunjung. Sementara pada Sabtu dan Minggu
mencapai 2000-2500 orang. “Itu saja belum kalau pas liburan,” pungkasnya. Saat
ini Warung Semawis mencatat sudah ada 60 konter makanan dan 10 konter pendukung.
Warung
Semawis, klaim Ling Ling, tak berorientasi profit. Melainkan untuk revitalisasi
Pecinan. Karena itu, segala keuntungan dikembalikan kepada warga. Yaitu, berupa
kegitan sosial dan juga pembangunan jalan, perbaikan saluran, juga penerangan. “Salah
satu bentuk sosial adalah tiap bulan Ramadan digelar pasar murah sembako Rp 5
ribu dengan isi Rp 100 ribu. Selain itu, juga digelar tali asih ketika
peringatan Cap Go Meh.” (fai/isk)
*) Tayang di Jawa Pos Radar Semarang, 26 November 2013.
Warung Semawis di Pecinan Semarang |